Sabtu, 18 Mei 2013

“BAJO APA” SASTRA LISAN MASYARAKAT ALOR PANTAR BARANUSA



Setiap daerah di Indonesia, umumnya memiliki adat dan kebudayaan tersendiri. Hal ini terbukti dari masing-masing daerah memiliki bentuk dan tradisi yang berbeda-beda. Tradisi atau adat istiadat yang berbeda-beda tersebut merupakan warisan nenek moyang yang dipandang baik oleh hukum adat. Tak kalah menarik dengan daerah lain daerah kita NTT
juga sangat  kaya akan unsur – unsur nilai seni yang mencakup nilai sastra yang tinggi. Salah satunya terdapat di daerah Kabupaten Alor tepatnya di Pulau Pantar yaitu Tarian Bajo Apa. Tarian Bajo Apa adalah tarian yang dalam lakonnya terdapat tuturan yang berisi petuah-petuah sehingga dapat memupuk rasa persaudaraan yang tinggi di masyarakat Alor. Tarian ini biasanya dipentaskan sebagai simbol pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sering kali dipentaskan atau dilakonkan ketika acara meminang, bahkan acara pembangunan atau pembuatan rumah ibadah. Dalam Tarian Bajo Apa di daerah Alor Pantar Baranusa melibatkan banyak orang yang terdiri dari dua kelompok penari yaitu kelompok pria dan kelompok wanita yang melakoni tarian ini. pementasan tarian ini biasanya membentuk setengah lingkaran. Alu dan lesung sebagai alat yang mengiringi tuturan/nyanyian yang dituturkan oleh para penari. Tuturan-tuturan yang terdapat dalam Tarian Bajo Apa terdiri atas tiga tuturan dalam bentuk  syair yang penuh dengan permainan rima yang membangun unsur puitis dan apabila didengar terasa enak dan membuat hati menjadi tenang serta dapat menghilangkan rasa penat dan lelah.
Tarian Bajo Apa masyarakat Alor Kecamatan Pantar Barat Desa Baranusa Kabupaten Alor, merupakan corak sistem adat yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Pantar Desa Baranusa. Tarian ini merupakan tarian yang melambangkan persatuan dan kegotongroyangan dan kebersamaan yang sangat tinggi, serta memuat pujian-pujian yang sakral terhadap Baranusa (Bala Gelu). Tarian ini sering dipentaskan atau dilakonkan oleh kaum tua, yakni golongan bapak-bapak dan ibu-ibu, yang dalam lakonnya kaum bapak menggunakan sarung tenun tanpa memakai baju dengan riasan dikepala dari ikatan daun koli (daun lontar/gewang) sedangkan kaum ibu menggunakan kain sarung tenun dan kebaya. Tarian yang identik dengan alu dan lesung ini memiliki keunikan tersendiri yakni membutuhkan jumlah penari yang sangat besar dan memiliki peran kerja masing-masing misalnya ada kelompok yang bertugas menumbuk padi, ada yang bertugas mengambil padi dari lumbung, ada yang bertugas mengisi padi pada mulut lesung, hingga pada penyelesaian padi sampai bersih. Dalam tarian ini terdapat tiga tuturan yang di syairkan mengiringi Tarian Bajo Apa hingga acara menumbuk padi selesai, tetapi tarian ini tidak akan selesai bila padi yang di tumbuk masih ada, maka secara berulang para penari penumbuk padi akan terus mengulangi tuturan yang di syairkan itu hingga, padi selesai atau habis di tumbuk. Selain itu tarian ini juga mempertaruhkan kehormatan tuan hajatan/acara dengan para penari yang melakonkan tarian ini, uniknya disini menumbuk padi memakai waktu yang berpatok pada padi yang di tumbuk habis atau tidak, disini waktu yang ditetapkan yaitu sebelum matahari terbit dan waktu mata hari sudah terbit. Waktu sebelum terbit para penari yang melakonkan tarian ini berhasil menyelesaikan menumbuk padi maka, dengan sendirinya yang memenangkan kegiatan ini adalah mareka yang melakoni tarian sedangkan, yang memilki hajatan akan kalah, tetapi apabila setelah matahari terbit kegiatan menumbuk padi belum selesai oleh para penari maka, yang memenangkan kegiatan ini adalah tuan rumah atau tuan yang memilik hajatan. Sehingga dalam tarian ini terkadang pemilik hajatan harus berputar otak sebagaimana agar mengalahkan sang penari dan sebaliknya, namun kompetisi ini tidak ada rasa saling membenci atau sampai berkelahi, melainkan dari kompetisi itu lahirlah rasa syukur kepada Tuhan dan tumbuhnya rasa kebersamaan masyarakat Alor Pantar Baranusa. Tarian Bajo Apa Masyarakat Alor Kecamatan Pantar Barat Desa Baranusa, terbagi atas beberapa tahap. Tahap Lewo Ro Piring Sina, Tahap Bajo Apa Pulo-Pulo, Tahapan Helang – Helang Bolu Ilu Wure. Setiap tahapan dalam Tarian Bajo Apa, mempunyai tuturan yang di syairkan secara berbeda-beda dan selanjutnya diuraikan sebagai berikut :
Tahap Lewo Ro Piring Sina
            Pada tahap ini para penari naik ke atas panggung atau tempat yang sudah disediakan, kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan aba-aba atau perintah  melalui tuturan yang di syairkan “
Helang – Helang Bolu
Baranusa gadi mo gadi e lele
“Kerajaan Baranusa pergi meminta’’
Ilu wara tewang mo tewang
“Orang ilu untuk mendukung kerajaan baranusa”
Isi boking ana raja
“kalian adalah raja”
Mo nimong ko e
“Kami akan mendukung”
Mo nimong ko raja
“kalian adalah raja”
Mo nimong ele le
”Kami akan mendukung”
Saat tuturan di syairkan para penari memegang alu kemudian bergerak mengelilingi area tempat pentas hingga syair selesai, selain itu syair Helang-Helang Bolu  merupakan pelengkap dari Tarian Bajo Apa sebagai pelengkap pada tiga tuturan dan tidak mempunyai makna apa-apa. Setelah menuturkan syair Helang-Helang Bolu semua penari  mengambil tempat untuk memulai Tarian Bajo Apa atau tarian tumbuk padi. Dalam menumbuk padi tuturan yang disyairkan untuk mengiringi adalah  Lewo Ro Piring Sina
Lewo ro piring sina e…  lewo  e   piring   sina
“ negeri seperti dari cina…. Negeri dari cina”

Lewo ro piring   sina e…lewo  e piring   sina
“ negeri seperti dari cina…. Negeri dari cina”

Tana  ro   mako jawa e…  tana e  mako       jawa
“ tanah seperti mangkok dari jawa “

Tana       ro   mako        jawa e…  tana   e  mako       jawa
“ tanah seperti mangkok dari jawa “

Oneng   ro         motong          lolong e… oneng   motong      lolong
dalam kota teratur bagaikan daun kelor / daun marungga

Oneng   ro         motong          lolong e… oneng   motong      lolong
dalam kota teratur bagaikan daun kelor / daun marungga”

Punung       ro    kalang     hari     e… punung  e   kalang    hari
“ kota dilindungi oleh benteng yang kuat”

Punung       ro    kalang     hari     e… punung  e   kalang    hari
“ kota dilindungi oleh benteng yang kuat”

 Ojo        ro        kumba      wutung  e… ojo      e    kumba       wutung
 “ gelombang di tanjung kumbang”

 Ojo        ro        kumba      wutung  e… ojo      e    kumba       wutung
“ gelombang di tanjung kumbang”

Letang    ro       duli          onong e…   letang  e  duli           onong
sisa gelombang bermura di teluk”

Letang    ro       duli          onong e…   letang  e  duli           onong
  sisa gelombang bermura di teluk”

Mako         ro     lota     lema    e… mako      e  lota     lema
 mangkok yang bersusun lima”

Mako         ro     lota     lema    e… mako      e  lota     lema
 mangkok yang bersusun lima”

Pinga  ro     salam     pulo  e…  pinga  e  salam     pulo
  piring untuk pulau”

Pinga  ro     salam     pulo  e…  pinga  e  salam     pulo
  piring untuk pulau”

Lewo    ro     dike-dike   e…   lewo  e  dike-dike
 negeri yang baik –baik”

Lewo    ro     dike-dike   e…   lewo  e  dike-dike
negeri yang baik –baik”

Tana    ro     sare-sare e…   tana   e    sare-sare
tanah / negeri yang tersayang dan nyaman”

Tana    ro     sare-sare e…   tana   e    sare-sare
tanah / negeri yang tersayang dan nyaman”

  Tuturan yang disyairkan ini merupakan pujian-pujian yang sakral bagi kampung Baranusa (Bapa Gelu) yang terimplisit juga dengan ucapan terima kasih pada sang Khalik Maha Pencipta yang menjaga Kampung Baranusa. Dalam kondisi ini para penari sedang menumbuk padi sambil melantunkan syair Lewo Ro Piring Sina. Setelah melantukan terdapat jedah atau selingan untuk memasuki ke tahap ke dua, dalam penjedahan ini para penari ada yang bertugas untuk mengisi padi pada mulut lesung, di sela-sela mengisi padi tuturan Helang – Helang Bolu  di syairkan.
2. Tahap Bajo Apa Pulo-Pulo
Pada tahap kedua ini, para penari masih dalam  keadaan menumbuk padi, tetapi dalam lakonnya, penari mensyairkan tuturan Bajo Apa pulo-pulo,
Alo   pulo-pulo     lodo    bajoo   e   besi   e
“banyak orang turun tumbuk padi”

E besi     lewo    kuma kala hela e     padi    e
   “semua orang berama-ramai datang menumbuk padi”
E  leing    suda      pai    taning         lewo   e   suda   e
“kaki sudah cape berdiri”

E   ama roma      dai           koli           sinda    e  limang  e
“Seorang kepala adat datang untuk menyuruh berhenti”

Alo   pulo-pulo     lodo    bajoo   e   besi   e
“banyak orang turun tumbuk padi”

Bale       lau      jawa   manung     silikokong
 “kembali dari jawa sudah kaya dari ayam yang berkokok”

E  keko     lau     timu     bale       ula      naga   e
“Dilihat diufuk timur gugusan bintang menyerupai naga yang menandakan telah subuh”

Hejang”-hejang” bolo
+ “seruan untuk berhenti”
  syair ini bertujuan untuk mengajak setiap orang untuk melakukan tumbuk padi. Pada tahapan yang kedua ini padi/beras dalam keadaan setengah bersih dan tercampur dengan sekam atau kulit-kulit padi.        Pada tahapan ini juga terdapat penjedahan sejenak untuk beristirahat, dalam penjedahan ini, para penari menuturkan syair :
Helang – Helang Bolu
Baranusa gadi mo gadi e lele
“Kerajaan Baranusa pergi meminta’’

Ilu wara tewang mo tewang
“Orang ilu untuk mendukung kerajaan baranusa”

Isi boking ana raja
“kalian adalah raja”

Mo nimong ko e
“Kami akan mendukung”

Mo nimong ko raja
“kalian adalah raja”

Monimong ele le
”Kami akan mendukung”

3. Tahap Helang – Helang Bolu Ilu Wure
            Pada tahapan ketiga ini kegiatan menumbuk padi sudah pada tahap pembersihan, yaitu kegiatan-kegiatan menampi beras oleh penari yang mendapat perannya, tetapi petugas yang bertugas dalam lakonnya sebagai penumbuk padi tetap dalam posisi berdiri menumbuk dan tetap menuturkan tuturan yang disyairkan, pada tahapan ketiga ini tuturan yang disyairkan adalah
 Manung Rae Lewo

Manun   rae    lewo e      manung         jo       kapitang
“orang bertempat tinggal di gunung yaitu kapitang”

Manun   rae    lewo e      manung         jo       kapitang
“orang bertempat tinggal di gunung yaitu kapitang”

Ikang    lau sari   e   ikang   anak    raja
 “orang yang bertempat tingal dipantai yaitu raja”

Ikang    lau sari   e   ikang   anak    raja
 “orang yang bertempat tingal dipantai yaitu raja”

Sogang      gere    nami     gere    orang butu e
“Mengangkat seorang pendatang dari buton menjadi pemimpin”

Sogang      gere    nami     gere    orang butu e
“Mengangkat seorang pendatang dari buton menjadi pemimpin”

Orang butu     rapa      tola    utan    mata e
“Orang buton yang memiliki keahlian yang lebih tinggi”

Orang butu     rapa      tola    utan    mata e
“Orang buton yang memiliki keahlian yang lebih tinggi”

Belo          au       nape     nobol    e    subang   gere    tobo
“subang potong bambu untuk dijadikan tempat duduk”

Belo          au       nape     nobol    e    subang   gere    tobo
“subang potong bambu untuk dijadikan tempat duduk”

Subang     gawe     rai        hau    e  balang     bulu       mata
“subang mondar-mandir mengangkat  air melewati hutan bambu”

Subang     gawe     rai        hau    e  balang     bulu       mata
“subang mondar-mandir mengangkat  air melewati hutan bambu”
Inang     nai       teleng      hora   e   anang    mete     taning
“ibu pergi mancari meting anaknya menangis”

Inang     nai       teleng      hora   e   anang    mete     taning
“ibu pergi mancari meting anaknya menangis”

Amang    nai       sopi        tapo    e   ruang   belo        ro
 “ayah pergi memanjat kelapa, ia disengat lebah”

Amang    nai       sopi        tapo    e   ruang   belo        ro
 “ayah pergi memanjat kelapa, ia disengat lebah”

Singga     ikang     tobi     take e   sang      doang-doang
 “memasak ikan tanpa asam”

Singga     ikang     tobi     take e   sang      doang-doang
“memasak ikan tanpa asam”

Doang-doang   lali    jawa    e   sang       doang-doang
“laksana jauh di pulau jawa”

Doang-doang   lali    jawa    e   sang       doang-doang
“laksana jauh di pulau jawa”

Pada tahapan ketiga atau tahapan terakhir juga terdapat tuturan penutup, tuturan ini adalah tuturan Helang – Helang bolu,  tuturan ini  juga berfungsi sebagai pembuka dalam kegiatan Tarian Bajo Apa, sebagai penjedah untuk penari beristirahat sejenak dan tuturan ini juga berfungsi sebagai penutup kegiatan Tarian Bajo Apa.
Tarian Bajo Apa masih dilakukan masyarakat Alor hingga sekarang. Namun, seiring perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, tarian ini hampir diabaikan. Fenomena yang terjadi kini generasi penerus khususnya anak-anak daerah pun telah terkontaminasi dengan budaya asing hingga mareka pun mulai malas untuk melestarikannya, padahal semua itu adalah aset sebuah daerah yang sangat berharga kelak untuk generasi berikutnya. Selain fenomena yang terjadi tarian yang identik dengan alu dan lesung itu terancam hilang dengan semakin bergolaknya dunia modernisasi serta  bermunculannya mesin penggiling padi. Hadirnya mesin-mesin seperti ini lambat laun masyarakat ada tak lagi yang menggunakan alu dan lesung, dengan sendirinya sebagian dari kebudayaan yakni Tarian Bajo Apa ini akan luntur dan hilang tertelan mesin- mesin teknologi, sekaligus punahnya sastra lisan yang telah bertahun-tahun tetap mengakar di daerah Alor Pantar Baranusa.

Minggu, 28 April 2013

NAPAK TILAS P.M.C MEMBANGUN HIP-HOP LOKAL DENGAN VOKAL di NTT



Semua bermula dari alamamater tercinta kami di program studi  pendidkan bahasa  dan sastra daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Nusa Cendana. Tepat dimana kami pertama kali untuk menginjakan kaki di perguruan tinggi. Datang dari berbagai latar belakang sosial budaya yang berbeda yang di tempa dari berbagai aspek mulai dari pendidikan sebagai calon guru bahasa indonesia sampai pada aspek kreatifitas yakni berdrama, menari, olah vokal, berpuisi, menulis karya sastra(puisi dan cerpen). Jadi tak heran bila dalam keseharian kami selalu bergumul dalam kegiatan seni disamping fokus utama mengenyam pendidikan sebagai calon guru. Hehehe.., itulah sedikit story kecil dalam step Pertama kami berjuang. Mari kita bersama-sama, saya ajak menengok sekilas tentang P.M.C(PBSID MC CREW) Sederhana saja, awal terbentuknya kami karna rasa minat, hobby dan kegemaran sama yakni suka dengan Hip Hop, maka kami bertujuh berniat membentuk 1 grup yang merangkum kami, demi mengembangkan kretifitas dan bakat yang dimiliki, dasar dari kebersamaan kami  sebenarnya karna berpulangnya sahabat kami Heru Sulistyohadi (Tyo) ke rumah Bapa di surga, dari situlah awal cerita terbentuk, dan berkumpulnya kami sampai terbentuknya grup kecil ini.
Semua orang mempertanyakn mengapa P.M.C ? Bahkan banyak orang, teman, sodara hingga para rapper hip-hop lokal – hip-hop indo mempertanyakan nama P.M.C. Kami bangga karena itu sebagai bentuk sprit dan dukung buat kami. Untuk itulah, pada tanggal 17 Februari 2009 kami telah menjawabnya dengan sangat yakin keberadaan kami yakni dengan berdiri kokoh P.M.C ditanah karang sebagai bentuk cinta dan jawaban dari pertanyaan semua itu, tapi sebenarnya ruh-ruh P.M.C sudah mulai ada sejak 6 Desember 2008 silam.
 
Secara filosofi P.M.C memilki makna yang mendalam dan amat sangat kuat tentang rasa cinta dan kebersamaan yang sangat tinggi, jadi tak heran bila kami sudah persis seperti 7 bersaudara kandung, dimana menjadikan segalah perbedaan diantara kami sebagai Rima persaudaraan. Dilihat dari segi etimologi P.M.C terdiri dari tiga padanan kata yakni PBSID, Mc dan Crew, sejenak mari kita lihat 3 arti padanan kata tersebut, yang pertama  PBSID yakni Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, kedua Mc yakni Master Of Ceremony (Rapper) dan yang ketiga Crew yaitu Kumpulan. Jadi P.M.C adalah kumpulan Rapper-rapper dari Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, dengan motto: Hip-Hop jadikan kita sodara, meski kita terlahir atas nama rahim yang berbeda-beda.
Sejak terbentuk kami bertujuh selalu melangkah bersama, banyak cerita lucu, suka duka bahagia yang menjadi kekasih kami, ibarat seperti rima-rima dan metafora yang selalu setia mencintai sebuah puisi(ciehhhh sosweet), maaf sedikit menggurui seperti dosen(sebenarnya sih masih mahasiswa) mengapa kita selalu bergumul dengan istilah rima bahkan puisi? Jawabannya simpel saja yang pertama karna kami anak sastra yang kedua Hip-hop identik dengan karya sastra yakni puisi.(hehehe katanya simpel kok ada dua...). Lama berjalan kami diajak bergabung dengan komunitas Hip Hop Kupang (H2K), di sana kami banyak mendapat banyak masukan dan stimulan, bahkan semakin banyak teman serta semakin bertambah juga ilmu yang kami dapati. Hari demi hari kami berjalan dengan banyak cerita canda tawa, susah senang dll, serta mandiri menjadi prioritas kami sampai sekarang.
Walaupun kami ini baru (2009-2012), tapi kami tak pernah berhenti berkarya dan terus berkarya, sedikit bercerita bahwa semua karya dari P.M.C 92% dikerjakan sendiri dalam kancah musik bergenre Rap. Mulai dari menulis lirik, membuat beat(instrument) sampai pada tahapan Record dan mixing, meski itu semua bermodalkan peralatan seapa adanya saja. pasti kaget dan heran kok teman-teman P.M.C bisa sie ? Semua itu kami peroleh dari belajar secara otodidak.(heheh tapi kualitas karyanya gak kalah loh dengan kualitas Studio-studio berlabel). Jadi buat teman-teman ingat ya!! Belajar dan teruslah belajar.
Akhirnya segelas kopi hangat telah habis, dan kayaknya tinta dikomputer pun hampir habis tap tak apalah, itulah sepenggal cerita dari kami teman-teman P.M.C buat semua generasi muda NTT. Eiits hampir lupa beberapa hal yang inti yang dari awal saya lupa memperkenalkan atau bicarakan yakni :
Punggawa P.M.C

1.      Firmian Mbete a.k.a O Pell D Rap (Rapper/Beatmaker)
2.      Okmarge R. Amnifu a.k.a Papadhop/dydon (B-Boy/Rapper/Beatmaker)
3.      Jholand Mc a.k.a Triple J (Rapper/Beatmaker)
4.      Mozes E. Mahury a.k.a X-ty Emzee (Rapper)
5.      Abdul M Djou a.k.a Emka Mc (Rapper/Puisihollic/Penyair)
6.      Adrianus Guntur a.k.a Capital R (Rapper)
7.      Kaleb Tuka Goro a.k.a RX Mc (Rapper)


Karya-karya anak P.M.C

1.         Dydon Ft Jholand & Rx Mc - Suarakan Damai
2.         Dydon P.M.C - Dear Friend
3.         dyDoN p.M.c - Karna Rasa Ini
4.         CAPITAL R_ Emka MC ft Opel d Rap- MaAfKaN
5.         dyDoN p.M.c - Kau Beri Aku Cinta
6.         P.M.C-P.M.C Ft Slow_J - Ma'u Ojek Si Raja Gocek
7.         Jholand mc - It's Time for Fun
8.         Jholand Mc feat Slow-J_Terimakasih Bapa di Surga
9.         Emka Mc – Karena Kau
10.     X-Ty Emzee - Kaulah Detik Sempurna
11.     Raxa Mc - Mungkinkah Bisa Bersama Lagi
12.     P.M.C  - Antara Cinta, Cita Dan Sahabat
13.     P.M.C -  RESPECT 4 HIP HOP INDO
14.     Capital R - I Miss U Beibeh Ft Fogan & Deddy

Soal karya-karya P.M.C Kalau mau dihitung kurang lebih 500 single Yang sudah kami keluarkan, itu diluar dari garapan-garapan kami untuk membantu teman-teman rapper lokal(hehehe padahal sama sie dengan P.M.C). Cita-cita terbesar kami jika Sang pemberi nafas kehidupan ini menghendaki kami ingin menggarap album untuk group kami dan membangun studio Record di Kota kupang ini agar biasa menjadi wadah kreatifitas dalam berkarya. Amin ya rabbal alamin.
Performance

1.      Peresmian gedung FKIP UNDANA 050609
2.      Pentas seni (Elektro – Telkomsel Mobile Undana Community) Aula B.A.K Undana 270609 With Nurly
3.      Dance Competition I (Elektro – Telkomsel Mobile Undana Community) Taman Budaya Kupang 250909 With Nurly
4.      Dance Competition II (Elektro – Telkomsel Mobile Undana Community) Taman Budaya Kupang 090809
5.      Final Dance Competition (Elektro – Telkomsel Mobile Undana Community) GOR Kupang 090909
6.      ROAD SHOW XL MOBILE PHONE (hari Aids) Kantor P&K Kupang 051209
7.      Performance In Teluk Kupang (Syukuran Calon Wisudawan-wisudawati FKIP) 260210
8.      Performance seminar sehari KMK Aula Komodo
9.      Performance in Aula B.A.K UNDANA seminar Panel Diskusi
10.  Performance in Pameran Fatululi 190810
11.  Pekan Lustrum V Universitas Kristen Artha wacana (UNKRIS)180910
12.  Performance in Student Center Undana (Pentas Seni Temu Akrab Mahasisawa Baru) 2010
13.  Performance in Student Center Undana (Pentas Seni HMJ Mahasisawa Baru) 2010
14.  Pentas Seni Antar Jurusan (Fisip Undana) Dekan Fisip Cup 2010 with Orbeat Kalong City 271110
15.  Malam Festival Seni Budaya Daerah dan Nasional (Kampus PGSD UNDANA) 101210
16.  Performance in Taman Budaya (Dance Competition - Informatika Unika) 220111
17.  Performance in Teluk Kupang (Syukuran Calon Wisudawan-wisudawati FKIP) 250211
18.  Malam Pentas Seni Valentine Days 2011 Flobamora Peace Generation (FPG) Taman Budaya 180211
19.  Valentine Party in Bakunase 190211
20.  Valentine Party in Ziqma - Gang Semi 050311
21.  Valentine Party in BENFICA Party (L.I.P) with Daiflo Black 260311
22.  Performance in Taman Nostalgia With Kupang Rap All Star (Pameran Foto Wisata dan Kerajinan Daerah Nusa Tenggara Timur) Fokus 090411
23.  Performance in Taman Budaya Yamaha Mio Kupang (YMK) Happy Anniversary 090411
24.  Pameran Foto Wisata dan Kerajinan Daerah Nusa Tenggara Timur (Fokus) Flobamora Mall With Kupang Rap All Star 160411
25.  Acara Nikah Kilometer 10 Oesapa 280511
26.  Temu Sastra Bulanan Rumah Poetika At Taman Nostalgia 280511
27.  Konser Musik Skak Mat At Perpustakaan Negara 040611
28.  Louncing Suzuki Hayate Fenomenal In Flobamora Mall With Kupang Rap All Star (H2K, RFC, Orbeat, Vucklentine Wanksta) 110611
29.  KKR With Mel Atok At Terminal Oepura With Slow J & Orbeat 160611
30.  Malam Kesenian PGSD with Orbeat & Slow J 240611
31.  KSK at Taman Nostalgia With Kupang Rap All Star 250611
32.  Alor Rhyme And Poetry With H2K, Alchopeta, In The Man & RFC 250711
33.  Hari Anak (Rumah Poetika) At Taman Nostalgia 300711
34.  Djarum Drag Bike Championship 2011 Sirkuit PM Kupang 070811
35.  Pameran Rakyat Fatululi 17 Agustus 2011
36.  Pameran Rakyat Fatululi 260811
37.  Performance in Aula Poltek
38.  Puncak Mabim PBS At Lapangan Samping Kampus PBS
39.  Natal In Gereja Nazareth Riumata 281211
40.  Natal In Oebufu 301211

P.M.C bagi kami?

P.M.C adalah kebersamaan, tempat mengadu bakat dari sebuah organisasi tanpa hirarki dan tanpa manajemen yang pasti
tempat bernaung yag berdiri atas nama hiphop
kebersaman tiada batas tiada henti
arti hadir tumbuhkan kebahagiaan sejati
keberadaan yang tlah terkunci oleh rasa dihati
menjadi kenangan yang takkan terganti
by dhopdhop

ada satu sisi dimensi yang takkan bisa terganti saat kami mulai menjalani visi misi
dalam satu kolaborasi kami siap buktikan sgala talenta yang tlah teruji dan siap untuk disaji
tersaji menjadi satu ilustrasi yang takkan pernah mati, karana kami adalah pemburu rima yang takkan pernah mudah tuk menyerah apalagi mundur
segala tantangan bukanlah rintangan yang buat semangat ini luntur
jalan telah diambil dan takkan ada keputusan yang kan buat tali persaudaraan kami kendur akan terus kokoh hingga akhir hidup tertutup dalam redupnya usia yang tersisa.
by Capital R (halilintar rima pembantai beat)

Hiphop adalah tangga dan P.M.C adalah rekan
Ku coba tepiskan ego dan jadikan kau teman mengajakmu menggapai angan
kita bersama melangkah tepiskan semua tantangan
dan tragedi itu mengubah semua angan kita bersama
melesat cepat hancurkan separuh jiwa kita
tapi maknanya terasa kala kita berjalan berpegangan tangan
By O Pell D Rap

Kami terlahir dari rima yang mendarah daging,
memburu waktu dalam suara yang tak tersaing
tentukan asa dalam angan mempersuasi dengan ulasan sastra adalah ibu kami
mengayun langkah tertata dalam karya yang bernilai
tunjukan aksi membunuh egositas lewat sampiran bait-bait
By Emka Mc

P.M.C dalam jiwa,
membakar semangat tetap satu dalam nama
bersama hiphop semangat takkan pernah mati dan tetap berjuang dari hati
genggam microphone menjadi satu bukti
hentakkan musik kami jadi alunan nada asik
kala ku berdiri untuk coba berlari
mencari jati diri dalam runtuhan rasa iri
P.M.C menjadi wadah ketika ku tenggelam sendiri
By Raxa

P.M.C adalah arti dari sahabat yang sebenarnya
harum namanya karena hati kami adalah satu
tekad yang dibangun bukan karna ambisi
tapi karena adanya rasa yang saling membangun antara satu dengan yang lain
P.M.C terlahir dalam rasa cinta kasih persaudaraan
By Jholand Mc